Banyak orang-orang yang
memberikan nasehat kepada kita untuk mengikuti kata hati ketika kita sedang
dalam kebingungan. Turutilah kata hatimu
sendiri, itulah yang terbaik untukmu. Kata-kata yang sejenis inilah yang
sering kita dapatkan.
Bahkan ada seorang teman
yang mengaku bahwa dia masing bingung, apakah harus mengikuti kata hatinya
ataukah tidak? Kira-kira kenapa dia masing bingung seandainya kata hati itu
datangnya dari Allah? Apakah Allah menginginkan yang buruk buat hambaNya? Kan Allah mencintai hambaNya, tentunya Dia
menginginkan yang baik-baik buat hambaNya.
Coba kita berandai-andai
sejenak dengan asumsi semua kata hati kita turuti. Seandainya kata hati
menyuruh kita untuk membaca buku, kita akan membaca buku dan ilmu kita akan
bertambah. Seandainya kata hati menyuruh kita untuk sholat, kita akan segera
untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat, tentunya kita dapat pahala.
Seandainya kata hati menyuruh kita untuk mencuci pakaian, kita pasti akan
segera mengumpulkan pakaian yang kotor terus mencucinya, dan pakaian pun akan
bersih semua. Eh, boleh nitip gak?
Cucikan bajuku juga donk. Hihihi.
Terus seandainya kata hati
menyuruh kita untuk mencuri, kita pasti akan mencari trik-trik jitu untuk
mengambil barang orang lain sehingga tidak bisa diketahui bahkan untuk
dideteksi pun tidak bisa. Seandainya kata hati menyuruh kita untuk berzina,
dengan segera kita akan mencari lawan jenis untuk melakukan perbuatan yang
diinginkan. Seandainya kata hati menyuruh kita untuk berbohong, kita pun pasti
akan memasang ekspresi muka yang meyakinkan sehingga kebohongan yang kita
sampaikan bisa dianggap sebagai kebenaran.
Sampai disini kira-kira
apakah kita masih mau terus mengikuti kata hati? Yang mau terus mengikuti kata
hati boleh. Yang tidak mau mengikuti kata hati juga boleh. Siapa yang larang?
Semua terserah kita. Yang pasti setiap yang kita lakukan mempunyai konsekuensi.
Berbuat baik dapat pahala. Berbuat jahat dapat dosa. Itu hukum agamanya yang
tidak terlihat akibat dari apa yang kita lakukan.
Dan hukum alamnya
(sunnatullah), akibat yang dapat kita lihat sederhana sekali. Membaca buku
akibatnya ilmu bertambah, sholat akibatnya akan merasakan ketenangan, cuci
pakaian akibatnya pakaian jadi bersih. Mencuri akibatnya merugikan orang lain,
tapi kalau ketahuan bisa dipukuli orang sekampung. Berzina akibatnya nafsu
tersalurkan, tapi kalau ketahuan, malunya tiada terkira sampai-sampai tidak
tahu muka harus ditaruh dimana (taruh aja
dicobek biar bisa di ulek jadi sambel rujak). Berbohong akibatnya tidak
akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Masih banyak hukum alam
yang belum kita ketahui sebagai akibat dari perbuatan kita, dan itu menuntut
kita untuk terus belajar agar kita bisa mengetahui akibat dari perbuatan yang
akan kita lakukan. Tentu sangat tepat sekali Rasulullah mengajarkan kepada umat
Islam dengan sabdanya: “Menuntut ilmu
wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
Apa hati bisa
berkata-kata?
Semua kita pasti sudah pernah merasakan tanpa
mengeluarkan kata-kata dengan mulut kita bisa mengetahui secara sadar bahwa
kita sedang berkata-kata. Contohnya ketika kita membaca buku, tanpat mulut
berkomat-kamit pun kita dapat mengeja kata-kata yang tertulis didalam buku. Hal
itu lazim kita sebut sebagai berkata dalam hati.
Kemudian kita juga pasti
pernah mengalami yang namanya berdiskusi dengan diri sendiri. Seakan-akan kita
mempunyai teman diskusi, yang satu memberi pertanyaan dan yang satu menjawab
pertanyaan. Dan tidak jarang kita mendapatkan solusi dari hasil diskusi kita
dengan diri sendiri itu. Tiba-tiba saja sebuah kata yang menjadi kunci
penyelesaian masalah yang sedang kita hadapi bisa muncul. Aneh memang rasanya.
Ada juga yang kita rasakan
dari hati sebuah kecenderungan. Misalnya saja ada dua buah pulpen berwarna,
yang satu berwarna hijau dan yang lain berwarna hitam dan kita disuruh memilih
salah satunya. Tiba-tiba saja kita memilih pulpen berwarna hijau karena kecenderungan
hati kita untuk memilihnya. Dan jika ditanya, paling dijawab: ya pengen aja.
Itulah yang pada umumnya
disebut sebagai kata hati. Tanpa mulut berkomat-kamit tapi bisa berkata-kata.
Serasa ada teman berdiskusi walaupun sedang sendiri. Dan adanya kecenderungan
dalam menentukan pilihan. Dan pada umumnya kita menganggap proses itu terjadi
di hati dalam artian secara fisik.
Didalam ilmu biologi
dijelaskan fungsi hati sebagai berikut:
1. Mengatur
a. Mengatur jumlah karbohidrat yang ada didalam tubuh.
b. Menjaga agar glukosa darah tetap terjaga alias tidak
jauh dari 90 mg/dl.
c. Menyeimbangkan jumlah lemak dalam tubuh.
d. Mengatur keseimbangan asam amino, asam lemak,
trigliserida, dan kolesterol.
e. Mengatur sirkulasi hormon.
2. Memproduksi dan atau mensekresi
a. Memproduksi empedu dan mensekresi empedu.
b. Memproduksi protein plasma didalam tubuh manusia.
3. Membersihkan
a. Membersihkan zat-zat berbahaya, contohnya bekas obat.
b. Membersihkan antibodi residu (sisa)
4. Memakan
a. Memakan antigen (dilakukan oleh sel-sel hepar)
b. Memakan (memfagosit) mikroorganisme
5. Menyimpan
a. Menyimpan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan
vitamin B12.
b. Menyimpan mineral didalam tubuh
6. Memproses
Memproses
emulsi lemak.
7. Menghentikan
Menghentikan
kerja obat (inaktivasi obat)
Tidak terdapat sebuah
fungsi yang menunjukkan aktifitas hati yang bisa berkata-kata.
Cara Kerja Otak
Manusia
Otak manusia mengolah data
(informasi) yang didapat melalui semua indera yang dimilikinya dan hasil olahan
data tersebut akan menghasilkan output yang disebut persepsi yaitu pemahaman
kita terhadap suatu informasi. Untuk menghasilkan sebuah persepsi otak bekerja
dengan mencocokkan data yang didapat dengan kumpulan data yang telah tersimpan
didalam memori otak. Ketika tidak ditemukan data yang cocok maka data yang baru
akan langsung disimpan ke dalam memori otak.
Agus Mustofa didalam
bukunya Energi Dzikir Alam Bawah Sadar
menyatakan bahwa persepsi yang berada di kawasan dunia dalam (otak) membentuk
mekanisme bolak-balik dengan dunia luar (realita). Persepsi terbentuk karena
fakta-fakta di dunia luar ditransfer oleh sistem sensorik ke dunia dalam.
Setelah terbentuk persepsi, hasilnya akan ditransfer lagi ke dunia luar untuk
memicu terjadinya kesuksesan, kegagalan, atau kombinasi antara keduanya.
Lantas, dipersepsi lagi oleh dunia dalam membentuk persepsi yang baru. Demikian
seterusnya, sehingga terjadi proses yang dinamis sepanjang hidupnya.
Proses terbentuknya
persepsi berada pada sistem limbik
yang terletak dibagian dalam otak manusia. Pembentukan persepsi melibatkan
proses ilmiah lewat logika, rasionalitas, analisa, dan memori jangka pendek. Tetapi,
jika persepsi yang sama terus berulang, maka persepsi itu akan dikirim ke
memori jangka panjang di alam bawah sadar. Kemudian akan menjadi sebuah kebiasaan, dan berlanjut menjadi
kepribadian yang lebih permanen.
Ketika suatu persepsi sudah
disimpan ke memori jangka panjang yang menjadi kebiasaan, disinilah yang kita
rasakan adanya sebuah kecenderungan dalam diri. Tentu kita akan lebih condong
kepada kebiasaan yang telah kita miliki. Karena sudah tersimpan dialam bawah
sadar maka serta merta emosional akan turut ambil bagian dalam proses menimbang
ketika ada kebiasaan yang tidak dilakukan.
Kebiasaan bagaikan sebuah
hukum atau aturan yang telah kita buat sendiri, dan lebih hebat dari hukum
negara. Pelanggaran sebuah kebiasaan bisa mengakibatkan rasa bersalah, paling
tidak ada kejanggalan yang kita rasakan. Orang yang terbiasa sikat gigi sebelum
mandi akan merasa janggal ketika sikat gigi setelah mandi. Orang yang terbiasa
bekerja dengan menggunakan tangan kanan pasti akan merasa janggal ketika
bekerja menggunakan tangan kiri. Berbeda ketika orang menerobos lampu merah,
dia akan merasa bangga melanggar aturan lalu lintas.
Qalbu Itu Adalah
Poros Otak - Jantung
Poros Otak-Jantung
bersebagai amplifier getaran yang bersumber di Sistem Limbik agar bisa
dirasakan secara nyata di dalam rongga dada. Poros Otak-Jantung inilah yang
menjadi penjelas, kenapa di dalam Al-Qur’an disebutkan Qalbu itu berada di
dalam dada, bukan di otak. Karena secara awam, memang getaran itu terasa di
rongga dada.
Istilah Hati di dalam
Al-Qur’an bukan hanya Qalbu melainkan juga Fu-aad. Jika Qalbu merujuak ke dalam
dada, maka Fu-aad merujuk kepada kecerdasan hati yang ada di otak. Yakni, di
Sistem Limbik. Poros Otak-Jantung inilah yang secara awan kita menyebutnya
sebagai hati.
Tingkat Kesadaran
Manusia
Tingkat kesadaran manusia
itu terbagi dalam tiga bagian yaitu: Alam Sadar, Alam Bawah Sadar, dan Alam Tak
Sadar.
Alam Sadar adalah alam
dimana kita bisa menyadari segala peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Baik
yang terjadi pada diri sendiri, maupun orang lain, dan peristiwa-peristiwa yang
kita alami sehari-hari. Disinilah alam dimana kita berpikir secara sadar
berdasarkan kerja panca indera kita. Seperti: melihat, mendengar, membau,
meraba, dan mengecap.
Alam Bawah Sadar adalah
alam dimana kondisi pikiran kita tidak bekerja secara sadar sepenuhhnya.
Misalnya, terkait kerja paru-paru dan jantung. Dikondisi ini kita hanya bekerja
setengah sadar. Terkadang kita bisa merasakan keluar masuknya udara pada waktu
kita bernafas, tetapi terkadang juga kita tidak merasakannya. Misalnya pada
saat tertidur lelap, paru-paru kita masih bekerja untuk bernafas walau tanpa
kita sadari.
Alam Tak Sadar merupakan
sebuah wilayah yang sangat fundamental untuk mengatur kehidupan manusia. Dan
sudah pasti manusia tidak akan menyadarinya karena alam ini berada pada tingkat
seluler. Seluruh peristiwa yang terjadi pada sel-sel manusia berada pada alam
ini.
Prinsip Kerja Alam
Bawah Sadar
Pada prinsipnya cara kerja
alam bawah sadar adalah menerima semua informasi yang masuk tanpa harus melakukan
penyeleksian baik atau buruknya informasi yang diterima. Tidak ada proses
filterisasi. Alam ini menganggap bahwa semua informasi yang diterima adalah
benar. Jika diberikan perintah maka yang dilakukan hanya mengikuti perintah
tanpa bisa melawan.
Pada proses pengolahan
informasi didalam otak yang menghasilkan sebuah persepsi, maka persepsi itu
akan disimpan kedalam memori jangka pendek. Ketika informasi yang sama masuk
kedalam otak dan menghasilkan persepsi yang sama secara berulang-ulang maka persepsi
itu akan disimpan kedalam memori jangka panjang. Dalam proses berpikir, data
yang ada pada memori jangka panjang inilah yang diambil yang kita rasakan
sebagai sebuah kecenderungan.
Misalnya dalam kita
beraktifitas kita sering mengunakan tangan kanan, maka dalam beraktifitas kita
akan cenderung menggunakan tangan kanan untuk bekerja. Kita akan merasa janggal
ketika bekerja dengan menggunakan tangan kiri.
Contoh lainnya, dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu melaksanakan sholat lima waktu secara rutin.
Dengan bahasa yang berbeda berarti kita telah memasukkan informasi yang sama
kepada otak kita secara berulang-ulang sehingga aktifitas sholat lima waktu
akan tersimpan kedalam memori jangka panjang di otak kita dan akan menjadi
sebuah kecenderungan dalam kehidupan kita.
Tentunya akan susah bagi
kita untuk melawan kecenderungan itu. Susah untuk tidak mengikuti persepsi yang
sudah tersimpan di alam bawah sadar. Dampak yang terjadi ketika kita melawan
kecenderungan itu adalah munculnya perasaan yang tidak normal, seperti rasa
bersalah, rasa janggal, dan lain sebagainya.
Alam Bawah Sadar
Bisa Dibajak
Percaya atau tidak ternyata
alam bawah sadar bisa dibajak. Didalam alam bawah sadar bisa dimasukkan
persepsi-persepsi yang sudah jadi (tanpa olahan dari otak) melalui indera kita.
Contoh yang sudah tidak asing lagi untuk kita sekarang ini adalah denga cara
hipnotis.
Polanya hipnotis adalah
membuat orang berada dalam kondisi rileks, tenang, dan nyaman. Setelah berada
kondisi yang rileks, barulah penghipnotis melanjutkan dengan memasukkan
informasi ke alam bawah sadarnya. Dan tentunya orang yang dihipnotis akan
menuruti semua yang dikatakan oleh penghipnotis.
Jika kita singgung ke
sistem limbik di otak kita, yang terjadi adalah kerja otak di dominasi oleh
amygdala (mengolah informasi secara emosional) sedangkan hipocampus (mengolah
informasi secara rasional) di non-aktifkan. Bagi siapa saja yang bisa
memasukkan informasi ke alam bawah sadar seseorang maka dia akan bisa menguasai
orang tersebut. Yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan adalah sebuah
kecenderungan ketika berada dalam kondisi sadar.
Siapa saja yang bisa
memberikan informasi ke alam bawah sadar kita? Allah, Setan, dan Penghipnotis.
Nah, disini ketika dalam kondisi sadar kita akan berpikir yang mana yang harus
diikuti?
Jadi ingat pertanyaan teman
tentang jodoh. Dia bilang “Aku harus ikutin yang mana? Kata hatiku atau hasil
pikiranku?”. Yang dibilang kata hati itu sebetulnya adalah kecenderungan yang
tersimpan dialam bawah sadarnya, sedangkan hasil pikiran itu adalah hasil
olahan otak rasionalnya dari informasi-informasi nyata yang dia temui. Jawaban
dari pertanyaan itu sebenarnya sederhana tapi menggantung, “tergantung
keyakinan”.
Tingkatan Keyakinan
Manusia
Keyakinan manusia dapat
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: ‘Ilmulyaqin,
‘Ainulyaqin, dan Haqqulyaqin.
‘Ilmulyaqin
(keyakinan didapat berdasarkan pengetahuan) merupakan level keyakinan tingkat
pertama. Pada level ini orang bisa meyakini sesuatu berdasarkan kepada
informasi-informasi yang telah didapatkan. Bisa diberitahu orang lain ataupun
dengan membaca buku. Pada level keyakinan ini orang bisa menjadi ragu ketika
mendapatkan informasi yang bertentangan mengenai sesuatu.
‘Ainulyaqin
(keyakinan yang didapat ketika telah menyaksikan sendiri) merupakan level
keyakinan tingkat kedua. Pada level keyakinan ini kita bisa semakin yakin
karena telah menyaksikan sendiri sesuatu yang ingin diketahui. Pada level
keyakinan ini sudah tidak ada keraguan lagi karena kita sudah melalui proses
melihat dan mengalami sendiri apa yang ingin diketahui.
Haqqulyaqin
(keyakinan yang sesungguhnya) merupakan level keyakinan tingkat ketiga atau
level paling tinggi. Pada level ini sudah tidak mungkin ada keraguan yang
menghinggapi karena kita telah mengetahui sesuatu secara lebih mendetail dan
juga sudah menyaksikan dan mengalami.
Untuk memahami tingkatan
keyakinan itu, mari kita buat analogi yang sederhana sehingga memudahkan kita
dalam memahaminya. Kita asumsikan bahwa si A tidak mengetahui sama sekali
mengenai komputer. Kemudian si B memberitahukan bahwa didalam PC (Personal
Compter) ada processornya.
Pada posisi ini si A berada
pada level ‘Ilmulyaqin, keyakinan
tingkat pertama. Karena baru pertama kali mendapatkan informasi tersebut, mau
tidak mau si A menganggap didalam PC memang ada yang namanya processor.
Kemudian si C memberikan informasi kepada si A bahwa didalam PC itu tidak ada
yang namanya processor. Lalu disini muncul keraguan pada si A karena
mendapatkan informasi yang bertentangan. Si B menyebutkan ada sedangkan si C
menyebutkan tidak ada. Mana yang benar?
Pada keyakinan tingkat
pertama ini kita akan sering merasakan kebingungan jika kita mendapatkan
informasi yang bertentangan seperti diatas. Berbeda jika si C juga mengatakan
bahwa didalam PC ada processor, maka si A pasti akan tetap berkeyakinan bahwa
memang benar didalam PC ada processor.
Kemudian si D mengajak si A
untuk membongkar PC untuk melihat kondisi yang ada didalam PC tersebut. Lalu si
D juga menunjukkan kepada si A bahwa didalam komputer ada processor. Pada
posisi ini si A berada pada level ‘Ainulyaqin,
keyakinan tingkat kedua. Karena telah melihat sendiri ternyata didalam PC memang
terdapat benda yang bernama processor.
Setelah PC tersebut
dibongkar si D menjelaskan kepada si A semua komponen yang ada didalam PC
tersebut beserta fungsi-fungsinya. Dengan penjelasan yang didapat dari si D,
maka si A telah mengetahui bahwa didalam PC itu terdapat komponen yang bernama
processor yang berfungsi untuk memproses semua input sehingga menghasilkan
sebuah output. Dan tidak hanya itu, ternyata didalam PC juga ada komponen yang
bernama harddisk yang berfungsi untuk menyimpan data, RAM yang berfungsi untuk
membantu kinerja processor sebagai media penyimpanan data sementara,
motherboard yang sudah dirancang sedemikian rupa sebagai jalur lintasan listrik
sehingga dapat menghubungkan antara komponen satu dengan yang lainnya, dan
seterusnya.
Pada posisi ini si A berada
pada level Haqqulyaqin, keyakinan
tingkat ketiga. Pada posisi ini si A tidak hanya yakin bahwa memang benar
didalam PC ada processor, tetapi lebih dari itu. Dia telah mengetahui semua
informasi yang lebih detail tentang komponen-komponen yang ada didalam PC.
Keyakinan Tergantung
Pada Pengetahuan
Saya kira tidak berlebihan
jika dikatakan semakin banyak kita tahu maka semakin meningkat pula keyakinan
kita. Semakin banyak kita mengetahui informasi maka semakin dekat pula kita
dengan kebenaran informasi.
Orang yang tidak mempunyai
pengetahuan kira-kira apa yang mau dia yakini? Seandainya saja kita tanyakan
kepada orang-orang pedalaman yang tidak tahu sama sekali tentang kemajuan
teknologi, yang kerjaannya setiap hari hanya berburu dengan tombak. Tiba-tiba
kita tanya, “Kamu yakin gak komputer itu ada?” Kira-kira apa yang akan terjadi?
Mungkin sambil menggaruk kepala orang-orang itu akan menjawab “Komputer itu apa
ya? Sejenis rusa itu ya?” Gdubrak…!!!
Berbeda ketika pertanyaan
yang sama kita sampaikan kepada ahlinya, orang yang sudah mempunyai penemuan
dan ikut andil terhadap perkembangan teknologi. Lalu kita tanya “Apakah anda
yakin komputer itu ada?” Kira-kira orang itu akan jawab apa? “Apa pertanyaan
anda tidak salah?”. (Woy, Profesor yang lu tanya tu). Seandainya dia menjawab
pertanyaan itu, dia tidak hanya menjawab ya atau tidak. Tapi, dia akan
menjelaskan sedetail-detailnya mengenai komputer. (mungkin penjelasannya
bercampur dengan caci-maki karena pertanyaan yang disampaikan terasa menghina
sekali).
Untuk menekankan kembali, saya
kira sangat tepat ketika Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
Suatu prinsip yang sangat mendasar yang diajarkan Rasul kepada kita supaya
mampu mengemban amanah dari Allah sebagai khalifah
fil ardh.
Prinsip Berkeyakinan
Ketika kita mempunyai
sebuah keyakinan tentunya kita ingin kalau keyakinan yang kita pegang itu
adalah benar. Sebuah keputusan yang kita ambil berdasarkan keyakinan juga
benar. Sebagai ummat Islam, nasehat yang lazim kita dengar adalah “Ikutilah
Al-Qur’an dan As-Sunnah”.
Bagaimana caranya agar
Al-Qur’an dan As-Sunnah bisa kita jadikan landasan untuk keyakinan kita?
Masukkan semua informasi yang ada didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah kedalam alam
bawah sadar kita. Secara teori caranya sangat mudah. Secara praktek perlu
kekonsistenan. Apa itu? LATIHAN untuk menghasilkan KEBIASAAN.
Semakin banyak kita
memasukkan informasi Al-Qur’an dan As-Sunnah kedalam alam bawah sadar kita maka
kecenderungan yang ada pada diri kita adalah kecenderungan Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Arah gerak, pemikiran, serta hidup kita akan cenderung mengikuti
semua yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan sebuah prinsip yang masih sangat general.
Tidak jarang kita temukan suatu permasalahan yang seakan kita tidak menemukan
solusinya didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kenapa bisa demikian? Karena kita
belum mampu mengali lebih jauh mengenai informasi-informasi khusus yang
terkandung didalamnya.
Maka marilah kita membuat
prinsip dalam berkeyakinan untuk selalu meningkatkan
pengetahuan kita. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua. Amin.
Thank's atas motifasinya,. Sangat berguna bagi saya,...
ReplyDelete