NEWS

Friday, February 7, 2014

Kuasa Sang Maha Cinta


Taman memang benar-benar indah. Berbagai macam jenis bunga menghiasi pemandangan. Kicauan burung yang bersahutan bagaikan nyanyian merdu curahan rasa cinta. Yang semakin meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan.
Binar matanya yang indah, hidungnya yang mancung, bibir tipis yang sering tersenyum, pipi yang sangat lembut bagaikan kulit bayi yang baru dilahirkan, dagunya bak lebah bergantung. Balutan jilbab yang sangat rapi nan indah menambah nilai kecantikannya. Hai bidadari surga, kekasih hatiku.
Ribuan makna yang tersampaikan melalui tatapan mata tanpa harus mulut ini menyampaikan kata-kata untuk menyimbolkan betapa nuansa cinta pada saat ini membuat kita mabuk. Terasa melayang tubuh ini. Terasa dunia hanya milik kita berdua. Tatapanmu. Tatapanku. Tatapan kita bermakna cinta.
Man... Arman...” Sayup-sayup terdengar ada yang memanggilku. Semakin lama suara itu semakin jelas. Kulihat sekeliling tidak ada siapa-siapa. Yang ku lihat hanya sesosok keindahan ciptaan Tuhan melalui seorang perempuan yang sangat cantik. Tidak ada seorang pun selain dia yang ada bersamaku. Hanya dia.
Tiba-tiba saja dia menghilang entah kemana. Penglihatanku seketika menjadi gelap. Hatiku pun terasa sangat sedih karena kehilangan sosok perempuan yang sangat ku cintai itu. Badanku terasa bergoyang goyang seperti berada didalam perahu yang terkena gelombang. Perlahan lahan penglihatanku berubah menjadi terang, dan suara itu terus saja memanggil-manggil namaku.
Arman... Arman... bangun. Sudah subuh.” Perlahan ku buka mata dan kulihat wajah yang berbeda dari yang tadinya kulihat. Yang cantik jelita nan indah menawan tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangar dan berkumis. Rupanya Iwan yang dari tadi memanggil-manggil namaku untuk membangunkan sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. “Ayo bangun. Kita sholat subuh bareng” Lanjut Iwan.
Ah, kenapa sih kamu bangunkan aku Wan?” Rasanya sangat mengecewakan sekali. Yang dilakukan Iwan seketika membuat hatiku menjadi kesal kepadanya. Bagaimana tidak? Gara-gara dia, kecantikan dan keindahan ciptaan Tuhan yang menjelma dalam sosok seorang perempuan menghilang dengan tiba-tiba. Tanpa berpikir rasional langsung saja rasa benci kepada Iwan menghinggapi hatiku.
Kamu duluan aja sana.” Langsung saja ku arahkan dia menjauh dariku karena aku ingin mengulang kembali mimpi yang baru saja ku lalui. Kupejamkan kembali mataku dengan harapan agar segera tertidur kembali dan bertemu dengan kekasih hati yang cantik jelita. Ingin rasanya kupeluk erat dirinya dan tak akan kulepaskan sepanjang hidupku. Ingin kubawa dia kealam sadarku, sehingga bisa kurasakan kebersamaan dengan bidadari surga sebelum aku mati dan hidup di alam akhirat.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh kupejamkan mata, namun belum juga hilang kesadaranku. Sedangkan Iwan terus saja berusaha membangunkan, dengan anggapan bahwa yang dilakukannya merupakan sebuah amal untuk mengajak sesama berada dijalan kebajikan. Tetap saja kuabaikan ajakannya karena masih berharap untuk bertemu kembali dengan bidadari surga ciptaan sang Ilahi.
Sudahlah tidurnya, ayo kita sholat dulu. Setelah sholat baru lanjut lagi tidurnya” Dengan bahasa diplomasinya Iwan terus membangunkanku dan mengajakku untuk melaksanakan sholat subuh berjama’ah. Namun, bahasa yang dilontarkannya kali ini membuat pikiran rasionalku bekerja sehingga mampu menimbang dengan baik. Dan ternyata yang dikatakan Iwan ada benarnya juga, setelah sholat subuh aku bisa tidur lagi dan bertemu kembali dengan bidadari pujaan hati.
Walaupun dengan perasaan yang sangat malas, kupaksakan untuk membangunkan tubuhku. Ku gerakkan semua sendi-sendi untuk merelaksasi sehingga tidak terasa kaku ketika bangun. Tubuh masih terasa sangat berat seperti sedang mengangkat sebuah lemari yang berisi tumpukan pakaian. Dengan usaha yang sangat keras akhirnya aku mampu membangunkan tubuhku sehingga berada pada posisi duduk. Namun, ketika duduk entah kenapa tubuh menjadi semakin berat, posisi tubuh perlahan-lahan menjadi miring, semakin miring, dan terbaring kembali.
Seberat-beratnya lemari ternyata lebih berat yang namanya rasa malas. Jarum yang kecil pun jika mengangkatnya dengan rasa malas maka jarum itupun akan terasa menjadi berat. Begitu juga sebaliknya, walaupun lemari itu besar ketika diangkat dengan semangat yang tinggi pada saat kebakaran, maka lemari itupun akan menjadi sangat ringan. Secara ilmiah disini telah terbukti adanya relativitas rasa. Seandanya saja belum ada yang mengemukakan teori ini, berarti saya adalah penemunya. Saaaaahhhh…..
Sembari kepalaku menempel kembali ke bantal, kucoba untuk menenangkan diri dan beristighfar mengingat Allah. Ku kumpulkan semangat didalam diri untuk mendapatkan kekuatan sehingga mampu untuk mengangkat tubuh dari tempat pembaringan. Dengan cepat dan seperti orang terkejut kuangkat tubuhku. Memang dengan cara seperti ini akan lebih cepat untuk membangkitkan kesadaran kita ketika bangun tidur dan masih mengantuk.
Tidur memang adalah suatu kondisi dimana jiwa berpisah dari raga. Dan tingkat kesadaran manusia berada pada level bawah sadar. Ketika seseorang berada pada level bawah sadar, orang tersebut akan sangat mudah menerima sugesti-sugesti bagaimanapun bentuk sugestinya. Karena pada level bawah sadar seseorang tidak akan bisa memproses sebuah informasi yang didapat menggunakan pikiran rasional yang mampu menimbang baik dan buruk. Alam bawah sadar seseorang hanya mampu menerima informasi dan menganggap semua informasi yang masuk bernilai benar. Sehingga siapa pun yang mampu memasuki alam bawah sadar seseorang maka dia akan mampu mengendalikan orang tersebut.
Iwan masih berada didekatku. Dengan sabar dia masih tetap berusaha membangunkan aku sampai benar-benar terbangun. Dan aku pun mengikuti arahannya untuk segera mengambil air wudhu agar kondisi kesadaranku semakin tinggi. Air pada saat pagi memang terasa dingin dan memang akan cepat membuat orang-orang yang sedang mengantuk kembali menjadi sadar.
Air yang dingin dipagi hari ku gunakan untuk mensucikan diri sebelum menghadap kepada Ilahi. Ku basuh muka dengan niatan untuk mensucikan seluruh wajahku agar penglihatan, penciuman, serta kata-kata yang terlontar dari mulut bernilai ibadah kepada Allah. Tangan, kepala, dan kaki semua ku sucikan dengan sentuhan air segar dipagi hari.
Semua ikut sholat berjama'ah pagi ini. Tidak ada anggota kelompok KKN yang perempuan yang sedang kedatangan tamu bulanan. Sholat berjama'ah subuh ini dipimpin oleh Iwan. Dengan suaranya yang merdu Iwan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Sungguh merdu dan sangat menyentuh hati. Suaranya bagaikan suara Syeh Mishari Alfasy yang sering menjadi imam Masjidil Haram di Mekah.
Wajah bidadari yang ku jumpai didalam mimpi masih lekat di ingatan hingga saat ini. Kupanjatkan do'a kepada Allah dengan harapan agar Allah memberikan kesempatan lagi kepadaku untuk berjumpa dengannya. Memang keinginan ini sepertinya agak aneh, tapi apa salahnya kita serahkan semuanya kepada yang maha Esa.
Ya Allah ya tuhanku, engkaulah tuhan semesta alam. Engkaulah yang maha kuasa atas segala sesuatu. Engkaulah yang maha berkehendak. Hanya kepadamu aku menyembah dan hanya kepadamu aku memohon pertolongan. Tunjukilah aku jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang Kau berikan nikmat kepadanya, bukan jalan orang yang Kau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.”
“Ya Allah Ya Tuhanku, sungguh keindahan yang kau tampakkan kepada hamba tak mampu untuk hamba lupakan. Belum pernah hamba menjumpai seorang perempuan yang sangat cantik jelita nan sangat menawan di dunia ini seperti yang telah Kau tampakkan wujud ciptaanMu kepada hamba didalam mimpi. Sungguh hamba telah menyaksikan keindahanMu melalui sosoknya. Mungkinkah hamba akan menyaksikan kembali keindahan yang Engkau miliki ya Allah?”
“Hamba meminta kepadaMu ya Allah, berikanlah izin kepada hamba untuk bertemu kembali dengan ciptaanMu yang sangat indah itu walaupun hanya didalam mimpi. Seandainya Kau pertemukan hamba dengannya didunia nyata, tentu itu akan menjadi jalan bagi hamba untuk meningkatkan rasa syukur kepadaMu ya Allah.”
“Ya Allah Ya Tuhanku, sungguh Kau ada Dzat yang maha mendengar. Tanpa hamba sampaikan permohonan ini tentu Kau sudah mendengar suara hati ini, tentu kau sudah mengetahui semua yang ada dipikiran ini, karena Kau Dzat yang maha tahu. Tidak ada tempat lain bagi hamba untuk memohon dan tidak kepada siapapun hamba meminta, hanya kepadaMu ya Allah tempat hamba menyandarkan harapan ini, hanya kepadaMu yaa Robbi harapan ini akan menjadi indah pada waktunya nanti.”
“Ya Allah Ya Tuhanku, hanya Engkaulah Dzat yang mampu mengabulkan harapan hamba ini. Perkenankanlah do’a hamba yang lemah dan tiada berdaya ini ya Allah. Robbana atinafid-dunya hasanah wafil-akhirati hasanah waqina ‘azdabannar. Amin Yaa Robbal ‘Alamin”
Lega rasanya setelah mencurahkan segala isi hati, apalagi curhatnya kepada yang Maha Tahu, yang Maha Mendengar. Pagi itu kurasakan ketenteraman didalam diri. Hilang sudah rasa kecewa karena dibangunkan Iwan ketika sedang bercumbu rayu dengan bidadari mimpi. Rasa kantuk pun menjadi hilang, dan berganti menjadi semangat yang menggebu-gebu. Biarlah kenangan indah walaupun sesaat menjadi motivasiku untuk menjalani aktifitas hari ini.
Banyak program KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang harus dituntaskan. Harus fokus dalam penyelesaiannya, kalau tidak maka program kerja hanyalah coretan tinta yang ada di kertas belaka tanpa adanya hasil yang nyata yang bisa dinikmati oleh masyarakat setempat. Dan artinya sia-sia pengabdian yang telah dilakukan karena tidak memberikan hasil yang tepat kepada masyarakat. Jika tidak bisa memberikan dampak yang baik kepada masyarakat maka KKN kali ini tidak ubahnya seperti mainan saja, hanya sekedar liburan, hanya senang-senang.
Setelah melakukan senam-senam kecil untuk peregangan otot dihalaman posko aku pun duduk sebentar untuk istirahat menghilangkan keringat, setelah keringat sudah kering barulah mandi. Tidak lama duduk, datanglah Arina menghampiri. “Sudah selesai senamnya Man?” Tanya Arina. “Iya. Duduk-duduk dulu sebentar sambil ngilangin keringat, habis tu baru mandi. Teh hangat kayaknya enak nih Rin. Ehm…hehehe” Kataku dengan berisi sindiran minta tolong ke Arina untuk membuatkan teh hangat.
Arina memang anak perempuan yang pengertian. Tanpa basa-basi dia langsung bangun untuk membuatkan teh, padahal baru saja duduk. Dia bangun sambil bilang “Oya, tehnya mau pakai gula atau gak?”, “terserah kamu saja, yang penting asal kamu yang bikin pasti enak rasanya. Hahahaha” Sahutku sambil mengodanya. “Nanti kalau kurang manis, liat muka ku aja ya.. hehehe..” Kemudian kita sama-sama ketawa karena sudah biasa bercanda seperti itu.
Tidak lama Arina pun kembali dengan membawa dua cangkir teh hangat. “Loh, aku kan pesannya cuma satu Rin, kok kamu bawa dua?” Candaku, “Yee,, emangnya cuma kamu aja yang mau minum, aku juga mau tau..” Sanggah Arina. Kami pun duduk berdua di beranda posko KKN sambil berbincang-bincang. “Kok kamu ngeliatin aku Man?” Arina heran karena aku terus melihat dia. Sebenarnya aku juga heran kenapa hari ini rasanya aku ingin terus melihat dia, tidak ada alasan yang bisa ku sampaikan karena aku pun tidak tahu. Makanya aku jawab sekenanya saja “Kan biar tehnya terasa manis Rin. Hehehe..”.
Tiba-tiba Arina bercerita bahwa tadi malam dia bermimpi, dan mimpinya itu masih teringat dengan jelas sampai sekarang. Perempuan tomboy yang polos yang berpenampilan apa adanya ini memang sering bercerita tentang apa saja yang telah dia alami, termasuk mimpi. Walaupun dia termasuk cewek tomboy, namun dia tidak asing dengan pekerjaan-pekerjaan dapur. Setiap dapat jadwal piket dia yang selalu mengarahkan saya untuk mengerjakan ini dan itu, karena kami adalah partner piket dalam kelompok KKN ini.
Eh, Man. Tadi malam aku mimpinya seru loh” Arina mulai cerita.
Oya, gimana mimpinya? Kalau mimpimu seru, aku juga mau cerita tentang mimpiku ni.” Kutanya dengan rasa penasaran.
Tadi malam aku mimpi indah sekali. Tau nggak, tadi malam aku mimpi lagi jalan-jalan ditaman dengan cowok ganteng banget. Ditaman itu aromanya harum karena bunga-bunganya sedang mekar. Kicauan burung saling bersahutan bagaikan menyanyikan lagu cinta. Suasana penuh cinta sedang kunikmati sekarang. Duh romantis banget dah pokoknya.” Arina sangat antusias ketika menceritakan mimpinya itu. Tiba-tiba aku merasa aneh dengan cerita mimpi yang disampaikan Arina itu. Dan cerita mimpi Arina ini membuat ku semakin penasaran untuk mendengar kelanjutan ceritanya. “Terus.. Terus..”.
Terus kami berdua duduk dibawah pohon yang rindang. Tidak ada sepatah katapun yang kami ucapkan. Entah kenapa tanpa berkata-kata kami bisa saling memahami satu dengan yang lain. Kami berdua berjalan mengelilingi taman. Terus… terus… terus.. aku lupa kelanjutannya. Hehehe..” Cerita Arina terpotong. “Terus kalian berkeliling taman sambil pegangan tangan. Sesekali kalian saling menatap satu sama lain. Sambil berjalan tak henti-hentinya kalian tersenyum karena bahagia.” Aku coba untuk melanjutkan ceritanya.
Iya.. iya.. betul…betul… loh?” Seketika Arina menjadi kelihatan kaget dan bingung karena aku tahu jalan ceritanya. Dengan ekspresi wajah yang penuh tanda tanya “Kok kamu tau Man?”. Pertanyaannya kuabaikan saja dan kulanjutkan ceritanya “Sedang bahagia-bahagianya berada dalam suasana yang penuh dengan cinta, tiba-tiba kamu kehilangan sosok pangeran itu. Dan pada saat itu kamu merasa sangat sedih sehingga ingin rasanya menangis karena kebahagiaan yang telah kamu dapatkan tiba-tiba menghilang. Sosok orang yang kamu cintai menghilang entah kemana.
Arina menjadi heran dan terkejut mendengar aku menceritakan mimpi yang telah dia alami. Dia tidak menyadari bahwa aku tidak menceritakan mimpi yang telah dia alami, tetapi aku hanya menceritakan mimpi yang telah aku alami. Arina masih kelihatan bingung, matanya hampir tak berkedip melihat kearahku. Mulutnya sedikit terbuka, tanpa dia sadari air liurnya meleleh disudut bibirnya.
Kok kamu bisa tau ceritanya Man?” Arina mengulang kembali pertanyaannya sambil mengelap dagu dan bibirnya karena dibasahi air liur. Arina menjadi kelihatan malu. Memang orang yang sangat polos. “Sebenarnya itu cerita mimpiku Rin.” Setelah mendengar jawabanku seketika Arina menjadi semakin terkejut. “Serius Man?”, “Iya, serius. Masa’ aku bisa tau mimpimu?”. “Apa mungkin mimpi kita itu?” Arina coba menduga-duga, jangan-jangan mimpi kami sama.
Mungkin apanya?” Aku coba memperjelas dugaannya. “Mimpi kita sama Man. Kita bertemu didalam mimpi. Yang kulihat adalah kamu dan yang kau lihat adalah aku” Lanjut Arina. Aku terdiam sejenak memikirkan kemungkinan itu. “Iya ya. Bisa jadi sih”. Seketika rasa malu menghinggapi kami. Entah kenapa suasana menjadi berbeda dari sebelumnya. Yang sebelumnya terasa santai dan biasa-biasa saja berubah menjadi suasana yang lain. Ada perasaan-perasaan yang dalam sekejap menyusup kedalam hati.
Kucoba berpikir kembali, mengolah kembali informasi-informasi yang telah tersimpan didalam otak dan menyesuaikan dengan informasi yang baru saja didapat sehingga kudapatkan sebuah kesimpulan. “Oh, pantas saja ketika melihat Arina seakan-akan aku ingat akan sesuatu. Pantas saja aku merasa heran seakan-akan ada sesuatu yang aku ingat dari dirinya, tapi tidak tahu apakah sesuatu itu. Oh ya.. ya.. ya.. Ternyata Arina lah yang kutemui didalam mimpi tadi malam. Ternyata Arina lah sosok keindahan ciptaan Allah yang ditampakkan kepadaku dalam mimpi itu.” ucapku dalam hati.
Tiba-tiba saja aku terkejut karena menyadari sesuatu. “Subhanallah.. Subhanallah.. Subhanallah.. Ternyata Allah dengan cepat menjawab do’aku. Ternyata Allah telah mengabulkan do’aku.” Tak terasa, ternyata aku mengucapkannya setengah berteriak sehingga membuat Arina yang duduk disampingku menjadi terkejut dan langsung bertanya “Ada apa Man? Ada apa?”. “Allah telah menjawab do’aku. Iya, Allah telah menjawab do’aku.” Tanpa berpikir panjang langsung ku jawab saja pertanyaannya dengan penuh semangat dan bahagia. “Do’a apa?” Arina kembali bertanya.
Kujelaskan kepadanya tentang do’a yang telah kupanjatkan kepada Allah setelah sholat subuh berjama’ah tadi. Kujelaskan kepadanya ketika menyampaikan do’a itu perasaanku sangat sedih karena dengan tiba-tiba aku kehilangan sosok ciptaan Allah yang sangat indah, sangat cantik yang kutemui didalam mimpiku. Dan aku minta kepada Allah untuk mempertemukanku kembali dengan ciptaannya itu. Walaupun didalam mimpi. “Kamu tau Rin, ternyata Allah sangat penyayang dengan hambanya. Allah telah mempertemukanku dengan ciptaannya itu. Bukan dalam mimpi, tapi didunia nyata. Ini sungguh nyata Rin.” Dengan nada penuh semangat kujelaskan tentang do’aku yang telah nyata dikabulkan oleh Allah SWT.
Arina tersipu malu melihat aku dengan semangat yang tinggi menceritakan nikmat Tuhan yang baru saja kudapatkan. Mukanya kelihatan agak memerah. Sepertinya Arina pun merasakan hal yang sama seperti yang sedang kurasakan. Dan setelah kuperhatikan dengan seksama, ternyata Arina memang cantik, binar matanya indah, hidungnya mancung, bibir tipis dan sering tersenyum, pipi juga lembut bagaikan kulit bayi yang baru dilahirkan, dagunya bak lebah bergantung. Balutan jilbabnya juga rapi. Baru kusadari Arina memang sesuai seperti yang kulihat didalam mimpi itu.
Kumpul.. Kumpul.. Rapat.” Suara Iwan memecah suasana syahdu yang terbangun antara aku dan Arina. Iwan mengajak seluruh anggota kelompok KKN berkumpul untuk membahas program kerja yang akan kami kerjakan hari ini. Kami pun bergegas bangkit dari duduk dan menghampiri Iwan sambil membawa teh yang belum habis kami minum.
Semua anggota kelompok pun berkumpul dan duduk lesehan dengan membentuk sebuah lingkaran. Iwan menyampaikan bahwa program kerja yang harus dilaksanakan hari ini adalah melakukan pendataan semua warga yang ada didesa. Pendataan ini dilakukan guna membantu pemerintah daerah untuk mengetahui perkembangan penduduk yang ada di desa-desa yang berada diwilayah kekuasaannya.
Iwan telah menyiapkan lembaran-lembaran kuisioner yang akan digunakan untuk mendata warga. Kemudian dia membagi kelompok menjadi sebuah tim-tim kecil. Dan terbentuklah lima tim kerja yang satu tim terdiri dari dua orang karena jumlah anggota disetiap kelompok KKN adalah sepuluh orang. Dan Iwan menunjuk lima orang untuk menjadi ketua tim. Aku adalah salah seorang yang ditunjuk untuk menjadi ketua salah satu tim. “Silahkan masing-masing ketua tim untuk memilih partner kerjanya” Inilah kebijakan yang dibuat oleh Iwan selaku ketua kelompok KKN.
Tanpa berpikir panjang aku langsung saja melihat Arina dan mengajak dia untuk bergabung dan menjadi partner kerjaku dalam mendata warga desa. Khawatir juga kalau keduluan oleh yang lain, bisa-bisa hilang semangat untuk menjalankan aktifitas. “Arina, kamu yang temani aku ya?”, “temani apa? Kemana?”, “Temani aku ya..?!”, “Oh, boleh.. boleh..”, “Temani aku menjalani sisa hidupku didunia ini”. Arina terdiam sejenak kemudian menjawab “Bisaaa…”.
Cie… Cie… Cie…” Serentak semua teman-teman mengejek kami. “Wah, ada yang jadian kayaknya ni. Ehm…” Celetukan Iwan membuat muka Arina menjadi merah. Dia malu-malu jadinya. Akupun merasa demikian. “Ah, biar saja diejekin yang penting aku telah mendapatkan bidadari ciptaan Sang Ilahi yang indah menawan” Gumamku dalam hati. Dan aku berharap Allah memberiku kekuatan untuk selalu mensyukuri nikmat yang telah Dia berikan kepadaku.
Tanpa ada rasa beban sedikitpun dalam melaksanakan tugas, Aku dan Arina berangkat untuk melakukan pendataan warga desa. Jalan berdua mengulang kembali kisah yang telah terputus di alam mimpi. Terputusnya kebersamaan kami di alam mimpi yang kemudian dilanjutkan ke alam nyata. Inilah kekuasaan Sang Ilahi, Dialah yang Maha Indah, Dialah yang Maha Kasih dan Sayang, Dialah Sang Maha Cinta.

1 comment:

  1. Ring of the Vikings by The Tithonic
    Ring price of titanium of the Vikings where can i buy titanium trim by The Tithonic is titanium pot a medieval Norse-themed and original titanium build piece of artwork created by David titanium rod in leg Paich for the Xbox Game Pass in August

    ReplyDelete