NEWS

Monday, June 30, 2014

PENYIKSAAN SETAN

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertakwa” (QS. 2:183)

Puasa merupakan suatu jalan bagi umat muslim untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dengan berpuasa umat muslim melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Cara pengendalian diawali dengan menahan diri untuk makan dan minum pada siang hari. Dari menahan diri untuk tidak makan dan minum di siang hari ini akan terlihat siapa diantara umat muslim yang bisa bertahan.

Cuaca panas tenggorokan jadi kering dan haus. “Enaknya minum yang dingin-dingin nih” bisikan yang akan kita dengar. Tapi tunggu dulu, belum waktunya untuk berbuka. Tahan.

Sudah siang. Perut keroncongan. Waktunya makan. “Patin bakar ditambah dengan sayur labu cocok disantap nih” lagi-lagi kita mendengar sebuah bisikan. Tapi tunggu dulu, belum waktunya untuk berbuka. Tahan.

Itulah sedikit dari sekian banyak ujian yang akan kita alami ketika berpuasa. Masih banyak lagi ‘trik-trik’ yang akan dilakukan oleh setan untuk menggoda kita. Karena setan tidak akan berhenti untuk menggoda sampai kita kalah. Setan akan terus melancarkan rayuan manisnya kepada manusia sampai manusia mengikutinya masuk kedalam neraka di akhirat kelak.

Rasulullah SAW bersabda : “Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu” (HR. Bukhari)

Ketika mendengar ada kata-kata “setan-setan dibelenggu” pada hadits diatas biasanya akan terbayang dibenak kita sesosok makhluk yang tangan dan kakinya di ikat dengan rantai besi sehingga tidak bisa bergerak sama sekali. Sehingga dengan perasaan lega kita akan menganggap didalam bulan Ramadhan kita tidak akan diganggu oleh setan karena setan telah dibelenggu.

Anggapan kita yang demikian akan terbantahkan ketika didalam bulan Ramadhan kita masih melihat ada umat muslim yang tidak berpuasa. Walaupun berpuasa masih ada yang berbohong, masih suka marah-marah bahkan sampai berkelahi. Ada lagi yang berpuasa tapi tidak melaksanakan sholat lima waktu. Mudah-mudahan ini tidak terjadi pada kita. Sampai disini apakah kita masih berpikir setan itu telah dibelenggu? Apakah hadits itu salah? Atau mungkin Rasul kurang tepat dalam membuat pernyataan?

Jika kita tidak mentela’ah lebih jauh apa yang dimaksud Rasul didalam hadits tersebut maka kita pun akan membuat sebuah kesimpulan yang kurang pas, bahkan cenderung menyalahkan dan akhirnya kita tidak beriman lagi kepada Rasul, na’udzubillah.

Setidaknya kita harus berpikir sedikit kritis untuk menggali sebuah informasi. Apa sih setan itu? Dari golongan apakah setan itu? Terus siapa yang membelenggu setan?

Sebenarnya setan itu bukanlah sesosok makhluk yang mempunyai bentuk melainkan merupakan karakter ataupun sifat. Kata Syaithan dalam bahasa arab berasal dari kata Syathona yang berarti jauh, yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran. Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk setiap makhluk berakal yang durhaka dan membangkang.

Setan adalah sebuah kata yang menunjukkan sifat atau karakter makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.

Kemudian kita jangan menanyakan siapa setan dan dimana dia? Karena setan itu tidak jauh dari kita. Setan itu berasal dari golongan jin dan manusia juga sebagaimana Firman Allah SWT : “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” (QS. 6:112)

Siapapun yang menyeru kepada kesesatan makan itulah setan. Setan memang ada yang tidak terlihat, itulah yang dari golongan jin. Tapi jangan menganggap bahwa semua setan itu tidak terlihat, karena ada juga yang dari golongan manusia.

Ketika kita berpuasa ada yang ngajak makan, ada yang ngajak minum, apalagi sampai ada yang minum didepan kita sambil bilang “segarnya eh tenggorokan, Brrr…”. Bisa dipastikan ini adalah golongan yang bisa terlihat.

Seharusnya kita pun harus menyadari bahwa memang sejak awal kita diciptakan, Allah telah mengilhamkan kecenderungan untuk berbuat fasik dan takwa. “Demi jiwa dan (proses) penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan kemaksiatan)” (QS. 91:7-10)

Hidup adalah pilihan. Itulah yang tersirat dari firman Allah diatas. Allah juga telah menyampaikan konsekuensi dari pilihan yang Dia berikan. Jadi semua terserah kita.

Jadi jangan heran ketika berpuasa sering terlintas dipikiran minuman yang menyegarkan, makanan yang enak-enak, atau bahkan sempat kepikiran untuk makan dan minum didalam kamar agar tidak dilihat oleh orang lain. Sebenarnya itu hal wajar, karena memang sudah menjadi fitrah bagi manusia. Memang kecenderungan untuk berbuat kefasikan itu ada dalam diri manusia. Tapi kembali lagi kepada pilihan. Apa pilihan kita? Membatalkan puasa atau terus menunggu waktu berbuka? Tidak ada paksaan. Semua terserah kita.

Tentunya didalam kehidupan ini kita ingin masuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung. Dan orang-orang bertakwalah yang akan mendapatkan keberuntungan itu. Bulan Ramadhan inilah waktu yang tepat bagi kita untuk masuk kedalam golongan orang-orang yang bertakwa. Inilah waktu yang tepat untuk berlatih mengendalikan hawa nafsu dengan berpuasa.

Kita berlatih mengendalikan agar sifat-sifat setan yang ada didalam diri kita tidak keluar ke permukaan. Kita tahan setan itu, kita belenggu dia, jangan sampai dia bebas berkeliaran atau bahkan menguasai diri kita. Biarkan dia merasa tersiksa karena tidak bisa berbuat sekehendak hati. Ini saatnya kita menyiksa setan.

Dalam kondisi berpuasa, siang panas, tenggorokan kering, terpikir ingin minum. Awas setannya mau keluar. Tahan, tetap belenggu dia. Tahan sampai waktu berbuka. Hilangkan pikiran untuk minum, cepat-cepat dialihkan.

Perut lapar, waktunya makan siang biasanya kalau sudah tengah hari, liat iklan di TV makanannya enak-enak. Wah, setannya mau lepas lagi. Tahan, tetap belenggu dia. Waktu berbuka sebentar lagi. Matikan TV, terus baca Al Qur’an.

Berkendaraan di jalan, cuaca panas, macet panjang, muncul perasaan jengkel, emosi tiba-tiba meninggi, pengen marah. Mau lepas lagi setannya, dia masih terus berjuang untuk melepaskan diri dari belenggu. Tahan, tetap belenggu dia. Sabar. Allah beserta orang-orang yang sabar. Jangan tinggalkan berdzikir.

Berkumpul dengan teman-teman, bercanda, terus gossip. Upss.. jangan sampai dia lepas. Tahan terus. Mending diskusi yang islami, berbagi ilmu dengan teman-teman.

Berbagai macam kondisi yang kita alami dalam kehidupan ini yang memudahkan sifat setan itu tampak dari diri kita. Dengan adanya bulan Ramadhan inilah waktunya kita berlatih untuk mengendalikan hawa nafsu, membelenggu setan dengan cara berpuasa.

Menahan lapar dan haus, bersabar, tidak bohong, apakah cukup untuk membuat setan tersiksa? Bisa jadi. Tapi yang kita dapat dari berpuasa apa? Karena Rasul pernah mengatakan : “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Thabrani)

Jangan sampai ketika sedang berpuasa, kita sibuk mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Main kartu, game komputer, jalan ke mall, ngegosip, dan lain-lain dengan niatan untuk melupakan rasa lapar dan haus.

Harusnya kita lebih bisa memanfaatkan bulan Ramadhan, karena bulan ini adalah bulan yang penuh berkah, dan amal ibadah pada bulan ini pahalanya dilipat-gandakan, serta ada satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar).

Rasulullah SAW bersabda :
Segala amal kebajikan anak Adam dilipatgandakan pahalanya dengan 10 hingga 700 kali lipat. Allah berfirman: ‘kecuali puasa, puasa itu untukKu dan Aku (sendiri) yang akan memberikan pahala kepadanya. Dia telah meninggalkan syahwat dan makan minum lantaran Aku’” (HR. Muslim).

"Siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari dan Muslim)

"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadhandengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah memberikan motivasi kepada kita dengan melipat-gandakan pahala di bulan Ramadhan, agar kita lebih bersemangat dalam beramal ibadah dalam bulan. Tentunya kita harus memanfaatkan fasilitas yang diberikan Allah ini. Rugi kan kalau kita melewatkan kesempatan ini?
Jadi kita harus sudah memiliki rancangan untuk memasuki bulan Ramadhan, dan sudah menentukan target pencapaian dalam satu bulan berpuasa. Misalnya target yang kita tentukan harus sampai ‘tamat’ membaca Al Qur’an dalam satu bulan. Selain sholat fardhu, dan sholat sunnah tarawih serta witir, di targetkan juga tidak boleh ketinggalan sholat tahajud dan dhuha.

Bisa juga kita merencakan dalam bulan Ramadhan, setiap hari membaca buku-buku keislaman, atau membuat forum diskusi islami yang focus membahas tentang Ramadhan misalnya. Bahkan bisa juga membuat tulisan-tulisan. Pokoknya semua yang kita lakukan harus mengandung nilai ibadah kepada Allah SWT.

Semua yang dilakukan di bulan Ramadhan merupakan usaha untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan baik, sehingga perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat yang kita lakukan bisa membuat akhlak kita menjadi lebih baik. Dan pada akhirnya kita bisa masuk ke dalam golongan hamba Allah yang bertakwa. Insya Allah.

No comments:

Post a Comment