NEWS

Friday, July 26, 2013

Pembunuhan Tikus

Sampai hari ini tidak ada lagi saya lihat tikus berkeliaran didalam kamar saya. Rasanya aman tanpa ada rasa khawatir tiba-tiba ada tikus sedang duduk manis ditubuh saya ketika masih lelap tertidur. Sekarang sudah bisa tidur tenang walaupun sampai siang. Biasanya juga kesiangan terus. Hehehe

Mau tau nggak kenapa gak ada lagi tikus yang berkeliaran didalam kamar saya? Mau tau nggak? Serius mau tau? Kasih tau gak yaa? Mendingan kamu gak usah tau dech. Betulan. Ngeri dah pokoknya. Kamu pasti gak tahan kalo ku kasih tau gimana ceritanya. Udah jangan maksa gitu kenapa sih. Iya iya nich ku certain. Tapi harus janji lho, mau gak janji? Beliin bombom. Lho…??? Apaan sih. Wkwkwk

Tau nggak, sebenarnya tikus-tikus sudah gak berani lagi berkeliaran dikamar saya karena tikus-tikus itu sudah saya BUNUH. Kalo di film-film, kata-kata seperti ini pasti di iringi dengan suara petir yang mengelegar, suara anjing mengongong, suara burung hantu, terus ada suara kaca pecah, dan gak ketinggalan suara sundel bolong lagi ketawa. Lho kok ngarahnya ke film sundel bolong sih. Woy ini cerita pembunuhan tikus.

Jadi ceritanya seperti ini. sepertinya bangunan kos yang saya tempati makin hari makin berubah posisinya. Posisi bangunan dibagian belakang sepertinya agak turun dari semula yang berdampak pada renggangnya bagian bawah pintu kamar saya, sebaliknya dibagian atas pintu kamar semakin rapat sehingga makin susah untuk menutup pintu. Ternyata renggangnya pintu kamar itu dimanfaatkan oleh tikus untuk bisa keluar masuk kamar saya. Saya tentunya marah dan geram donk jadinya. Masa’ keluar masuk kamar orang seenaknya saja, gak ngetuk pintu, gak ngucap salam, emank lu siapa hah? (waduh saking emosinya sampai lupa saya kalo yang sedang diceritain ini tikus).

Sebenarnya sudah lama saya biarkan tikus itu keluar masuk kamar sesukanya karena saya berpikir dia tidak mengganggu saya juga walaupun agak sedikit risih mendengar suara kresek-kresek dibawah meja. Sampai pada suatu ketika dia berjalan diatas kasur saya, itu membuat saya replex mengambil kemoceng dan mengejarnya sambil memukul dengan kemoceng, namun sayang pukulan saya meleset pemirsa. Dari peristiwa ini saya sudah terpikir untuk menutup jalan masuk tikus kedalam kamar saya.

Keset satu-satunya yang saya punya yang saya anggap pas untuk menutup jalan masuk tikus tersebut. Tapi menutup dengan keset terasa sangat merepotkan karena ketika keluar mau ke WC harus menjauhkan keset dari pintu baru pintu bisa dibuka. Kebiasaan lupa plus malas akhirnya keset tidak dipasang untuk nutupin akses masuk tikus, dan akhirnya dia bisa dengan santainya masuk kedalam kamar, dengan dagu terangkat, dada membusung, sambil memegang cerutu, dengan sombongnya dia lewat didepan mata saya. (kaya film Tom And Jerry aja).

Saya berpikir bahwa tikus hanya akan masuk kedalam kamar saya ketika malam saja, tapi saya salah. Pagi itu setelah saya mandi, eh sekonyong-konyong dia masuk kedalam kamar. Awas kamu ya (sayang bilang dalam hati). Jalur masuknya langsung saya tutup dengan keset, meja printer tempat tikus itu sering nongkrong saya tarik sehingga renggang dari dinding, kemoceng saya pegang, dan tempat sampah saya siapkan untuk mengurungnya. Dan aksi dimulai.

Kepungan pertama tikus itu diburu dengan memukul-mukulkan kemoceng kebawah meja sehingga tikus bisa keluar ketempat yang agak terbuka supaya bisa ditangkap dengan menelungkupkan tempat sampah. Tapi sayang ini gagal, sang tikus terus berlari menuju meja TV. Kepungan kedua dilakukan dengan cara yang sama, dan hasilnya juga sama, gagal, dia kembali berlari kebawah meja printer. Dengan semangat pantang menyerah kepungan ketiga dimulai. Kemoceng dipukul-pukulkan kebawah meja, tikus berlari menuju pintu dan berusaha untuk keluar. Tempat sampah sudah siap-siap untuk menyergap dan hap, akhirnya tikus itu tertangkap dan terkurung ditempat sampah yang di telungkupkan.

Ternyata tikus ini mempunyai sifat pantang menyerah juga (ini asumsi saya aja) karena dia dengan gigih mengigiti tempat sampah yang terbuat dari plastic itu. Saya pun sambil memperhatikan bagaimana tikus itu mengigiti tempat sampah sampai sedikit demi sedikit dia bisa memotong plastic itu dengan giginya. Khawatir kalau si tikus ini bisa lolos, saya menggerak-gerakkan tempat sampat itu sehingga ekor si tikus terjepit. Dalam kondisi kesakitan karena ekornya dijepit, dia tetap mengigiti plastic untuk membuat lubang agar bisa meloloskan diri dari perangkap.

Setelah sekitar 10 menit si tikus kelihatannya sudah capek dan saya pun merenggangkan pegangan dari tempat sampah itu. Tapi secara mengagetkan tikus itu mendobrak keluar dan saya langsung menekan tempat sampah itu sehingga leher si tikus terjepit. Dengan rasa sedikit geli, saya terus menjepit lehernya sehingga dia kehabisan napas. Saya terus menekan tempat sampah itu untuk menekan lehernya, dan kali ini sudah bisa dipastikan kalau si tikus sudah mati. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, tragedy ini sudah masuk kedalam catatan sejarah bahwa didalam kamar saya telah terjadi pembunuhan berencana yang telah mengakibatkan meninggalnya seekor tikus yang tak berdosa. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Mungkin roh si tikus yang sudah mati itu telah mendatangi temannya didalam mimpi dan bercerita banyak tentang peristiwa tragis yang telah dia alami. Keesokan harinya, tiba-tiba ada lagi tikus masuk kedalam kamar. Pagi itu setelah saya mandi dan bersiap-siap untuk mencari nafkah, sekoyong-koyong tikus masuk dan langsung bersembunyi dibawah meja printer. “wah, sepertinya si tikus yang sudah mati itu tidak memberikan peringatan kepada temannya itu bahwa betapa berbahayanya kalau masuk kedalam kamar saya” gerutu saya dalam hati. Teknik penangkapan seperti yang terdahulu pun telah saya siapkan, dan happp…..tikus pun tertangkap kembali.

Si tikus yang satu ini terlihat sangat takut sekali. Teriakannya begitu histeris. Bagaimana tidak, dia telah tertangkap oleh seorang raksasa yang sudah siap untuk menghabisi nyawanya. Dia melompat-lompat mencari celah untuk melarikan diri dari kurungan keranjang sampah yang saya punya, dan dia pun menemukan sebuah lubang kecil yang muat untuk dirinya. Namun begitu kepalanya keluar, saya langsung memukul kepala si tikus dengan sejadi-jadinya sehingga kepalanya bocor dan mengeluarkan darah, tak lama kemudian dia pun menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya.

Sudah 2 ekor tikus telah masuk kedalam catatan sejarah yang mati didalam kamar saya. Saya sudah bisa merasa aman sekarang tanpa ada rasa was-was mendengar suara kresek-kresek dan bisa focus untuk membaca dan menulis seperti yang saya lakuin sekarang ini, lagi nulis nich. Serius. (sok banget dech, sumpah). Tapi ternyata perkiraan saya salah. Ada lagi tikus masuk kedalam kamar. Wah, gaswat. Beruntungnya si tikus yang ketiga ini tidak bertahan lama didalam kamar, dia langsung keluar.

Sempat saya berpikir untuk membuat sesuatu yang bisa menghalangi tikus masuk kedalam kamar saya. Saya berpikir untuk membentangkan 2 jalur kabel telanjang yang tersambung dengan listrik PLN dan diberikan sebuah converter untuk mengatur tekanan dan arus listrik yang keluar. Kalau daya listrik PLN yang mempunyai tekanan 220v terkena ke tubuh tikus, apa gak langsung kering tubuhnya tu. Namun apalah daya, ibarat peribahasa mengatakan bahwa “hasrat hati ingin memeluk gunung, namun apalah daya tangan tak sampai”, itulah yang saya alami, saya tidak memiliki kemampuan dalam manipulasi rangkaian listrik untuk membuat converter sendiri.

Tanpa sempat saya membuat sebuah jebakan listrik untuk si tikus (memang gak dibikin), tikus masuk lagi kedalam kamar saya, dan saya pun melakukan tindakan penyergapan kembali. Caranya sama persis dengan yang pertama dan yang kedua. Keranjang sampah saya sempat hampir remuk karena saya melakukan tekanan yang sangat kuat, namun si tikus belum tertangkap. Setelah itu saya mengganti keranjang sampah. Saya memang punya keranjang sampah sebanyak 3 buah. Dengan keranjang yang lainnya saya melakukan aksi penangkapan kembali, dan tak lama si tikus pun tertangkap. Tanpa banyak macam-macam saya menjepit lehernya dengan sepotong balok sehingga dia tidak bisa bernafas dan akhirnya mati.

Sampai saat ini sudah 3 ekor tikus yang telah dibunuh dengan cara yang sama yaitu mati didalam keranjang sampah. Untuk selanjutnya saya tidak akan membiarkan tikus masuk kedalam kamar saya dengan seenaknya. Pokoknya kalau berani masuk kamar maka tidak akan bisa keluar kamar secara hidup-hidup. Masuk kedalam kamar saya akan menjadi jalan termudah bagi tikus untuk mati.

No comments:

Post a Comment