Samarinda, 28 Juli 2013
Nerima Lumpsum
Sudah jadi kebiasaan belakangan
ini saya tidur setelah sholat subuh. Kenapa? Karena takut sholat subuhnya
siang. Hehehe
Pagi ini saya tidurnya sekitar
jam 7 dan saat bangun jam 10an sudah dapat BBM dari mbak Ello yang isinya
“nanti ambil lumpsum ke kubar yaa”. Lumpsum merupakan sebuah istilah yang
digunakan untuk pembayaran langsung ketika mendapat tugas jalan dari kantor.
Setelah saya membaca BBM itu, saya langsung menjawab “siap mba”. “lewat 10
menit kena potongan 50%, hahaha” dia balas lg dengan nada bercanda. Saya bangun
dan langsung mandi. Pake lulur, mandi susu, keramas dan creambath (yang ini jelas ngaco).
Setelah mandi saya bersiap-siap
dan langsung berangkat ke tempat kerja. Dalam hati saya senang karena akan
dapat tambahan penghasilan. Seperti ini lah nasib orang-orang yang kerjanya
dilembaga pemerintahan, selalu mengharap penghasilan tambahan dari
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga yang bersangkutan, apalagi
diberi tugas jalan atau berangkat-berangkat kemana gitu. Karena penghasilan
yang bakal didapat sudah pasti lebih besar dari gaji yang didapat setiap
bulannya. Wajar, jika hanya berharap kepada gaji bulanan maka hidup akan terus
dalam kekurangan.
Ketika tiba ke kantor saya
langsung bertemu dengan pak Ketut yang menjadi partner dalam perjalanan
penjemputan mahasiswa KKN di kabupaten Kutai Barat. Dia mengajak saya
berdiskusi tentang transportasi yang akan digunakan. Dia mencoba membandingkan
jalur transportasi darat, sungai, dan udara dengan pertimbangan biaya, waktu,
dan rasa capek diperjalanan. Kesepakatan yang kami ambil adalah dengan
menggunakan transportasi udara yang biayanya memang lebih mahal dari yang lain
tapi perbedaannya tidak terlalu jauh. Setelah menentukan kesepakatan maka kami
menuju keruang bendahara dan mengusulkan penambahan biaya transportasi dengan
menyampaikan pertimbangan-pertimbangan yang telah didiskusikan. Alhamdulillah
mendapatkan respon yang baik dari mbak Amel yang merupakan asisten mbak Sri
bendahara kantor yang sedang mengambil cuti.
Tiket pesawat sudah dipesan dan
diambil di PT. Kal Star dengan rute perjalanan PP samarinda-melak dan
melak-samarinda. Untuk hotel belum di booking. Tapi, saya sudah bersyukur
karena dompet menjadi lebih tebal dari sebelumnya. hehehe
Dipanggil Ustadz
Tadi malam saya diminta untuk
ngisi tausiyah pada sebuah acara buka puasa bersama, tanpa berpikir panjang
saya langsung menerima tawaran itu karena saya pikir ini adalah kesempatan saya
untuk melatih diri dalam menyebarkan kebaikan dimuka bumi. Ini kesempatan saya
untuk tampil seperti da’i-da’i yang ada di tipi-tipi itu. Hehehe
Setelah menyatakan kesediaan,
saya langsung membayangkan suasana jama’ah yang akan saya hadapi nanti.
Sekelumit info yang saya dapat bahwa yang hadir adalah orang-orang yang
seumuran dengan adik saya (adik ketemu gede) yang meminta saya untuk
bertausiyah. Saya memprediksi bahwa yang akan saya temui adalah orang dengan
kisaran usia sekitar 18 – 20 tahun dan saya mulai merancang materi yang akan
saya sampaikan.
Saya menanyakan tentang tema yang
ingin diangkat kepada adik saya itu lewat SMS, “aku ceramah tentang apa ini?
atau terserah aku aja?” dan dijawab “terserah aja abang, nda apa kok. Yang
penting ada setan-setannya, kan banyak setan ni setiap telinga. Hahaha”.
Kesimpulannya saya disuruh menentukan sendiri apa tema yang akan disampaikan.
Selesainnya mengurus semua
persiapan keberangkatan ke kabupaten Kutai Barat, saya kembali ke rutinitas
harian saya sebagai programmer, konsentrasi sekarang sebagai website maker.
Saya masih punya tugas untuk melengkapi website yang baru saya buat dengan
menambahkan form pendaftaran. Kurang lebih satu jam kerjaan saya selesai,
kemudian saya merancang materi yang akan saya sampaikan untuk tausiyah nanti.
Materinya tidak banyak karena durasi yang saya prediksikan sekitar 15 – 20
menit saja.
Materi yang saya susun sudah
selesai, dan kemudian saya catat poin-poin dari materi ke HP supaya mudah
nyonteknya, hehehe. Tak lama SMS masuk menanyakan kembali tentang tema materi
yang akan saya sampaikan, dan saya balas temanya adalah “Memaknai Ramadhan
Sebagai Ajang Melatih Diri”. Saya tidak tau apakah tema itu keren atau tidak,
tapi saya mempunyai keinginan untuk menyampaikan bahwa apa yang sering diperintahkan
oleh agama itu merupakan sebuah pola yang rutin dilakukan untuk melatih kita
agar kita menjadi terbiasa.
Jam 5 sore, saya berangkat
menjemput si adek sesuai dengan janjian kita tadi malam. Sesampainya dirumah,
saya numpang untuk sholat ashar, dan do you know? Orangnya belum siap apa-apa,
masih pake baju yang biasa dibawa tidur. Selesai sholat saya pikir dia sudah selesai
berdandan, eh ternyata masih duduk didepan cermin. Ampun dah, dasar cewek klo
dah dandan gak cukup satu jam.
sekitar kurang dari 15 menit jam
6 sore baru berangkat menuju TKP, dijalan banyaknya kendaraan mengakibatkan
saya tidak bisa menambah kecepatan kendaraan saya. Dan jam 6 lewat 5 menit
sampai di TKP. Tadinya yang saya kira banyak anak-anak panti yang hadir, tapi yang
saya temui berbeda. Saya baru sadar ternyata saya hadir di acara buka puasa
bersama komunitas penggemar bola, orangnya rata-rata pakai baju merah dan saya
perhatikan ada tulisan MU di bajunya.
Tidak lama setelah saya duduk,
saya langsung dipanggil ke panggung. “silahkan pak ustadz” si MC memanggil
saya. Saya langsung memenuhi panggilan MC untuk ke panggung, sebenarnya pada
saat itu juga saya merasa geli dan maunya ketawa dah, masa’ orang kayak saya
dipanggil ustadz, entah kenapa saya merasa tidak pantas sebutan itu ditujukan
ke saya.
Dengan keadaan yang seperti itu
saya berusaha agar rasa PD tidak menurun. Seperti biasalah teknik yang
digunakan yaitu jangan menghiraukan anggapan orang lain kepada diri kita, tetap
focus terhadap apa yang ingin kita lakukan. Ucapan salam saya sampaikan, dan
untuk mengawali penyampaian, saya pengajak semua yang hadir untuk selalu
bersyukur kepada Allah atas semua rahmat yang telah diberikan serta saya
mengajak untuk selalu menyampaikan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang-benderang.
Seperti biasanya ustadz-ustadz
bertausiyah, saya mengikuti alur demikian dengan membacakan ayat Al-Qur’an yang
berada pada surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
“hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”
Kemudian saya menjelaskan bahwa
dalam ayat tersebut Allah memberikan informasi kepada kita, ketika kita ingin
mendapatkan predikat taqwa dihadapan Allah maka salah satu criteria yang harus
dipenuhi adalah berpuasa. Kenapa criteria ini harus dipenuhi? Karena berpuasa
merupakan sebuah cara bagi manusia untuk melatih dirinya dalam hal menahan atau
sabar. Menahan lapar, haus, berhubungan sex, dan lain-lain yang dijadikan sebab
batalnya puasa. Selain itu juga kita harus menahan diri untuk berbohong, marah,
dan sebagainya yang menjadi sebab berkurangnya pahala yang akan kita dapatkan.
Hendaknya latihan yang kita
lakukan pada saat berpuasa membuat kita sadar bahwa kita mempunyai kemampuan
menahan diri dari melakukan hal-hal yang demikian. Pada saat kita menyadari
bahwa kita mempunyai kemampuan, secara tidak langsung kita telah menemukan
cara-cara yang cocok buat kita untuk bersabar, sehingga cara-cara yang telah
kita temukan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari diluar bulan
ramadhan.
Saya juga menyampaikan tentang
sebuah hadits yang diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim, berbunyi:
“Jika telah masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu surga akan dibuka,
pintu-pintu neraka akan ditutup, dan para setan akan dibelenggu”
Saya sedikit membahas tentang
setan yang disebutkan dalam hadits ini. pada umumnya ketika kita mendengar
ustadz menyebutkan setan itu dibelenggu dalam tausiyahnya, maka yang tergambar
didalam benak kita adalah sesosok yang mempunyai bentuk seperti manusia, tapi
sosok tersebut punya tanduk, taring, ekor, rambutnya panjang, pokoknya
macam-macam sehingga bentuk setan yang dihasilkan dari imajenasi kita merupakan
sebuah sosok yang sangat aneh dan sangar. Apalagi kalau dalam mengimajenasikan
sosok setan, atributnya kita tambah. Dia pakai kacamata, bulu mata palsu, lipstick
berwarna pink, kalung, anting-anting, gelang, rambutnya di rebonding, pakai
sepatu high hill. (nah lho, ini kayak aksesoris cewek jadinya. Hahaha..
becanda).
Parahnya lagi kita membayangkan
tentang setan itu dibelenggu. Tangan dan kakinya diikat dengan rantai besi
sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Kasian banget deh tu setan,
tampang sangar tapi gak bisa ngapa-ngapain. Kayak orang gila yang sering ngamuk,
terus dirantai dan dikurung supaya tidak menggangu orang lain. Sungguh memprihatinkan
kondisi si setan. (yuk kita galang dana tuk ngasih bantuan ke setan. Lo kira
korban kebakaran? Hahaha).
Sebenarnya yang dimaksud dengan
kata setan dalam bahasa arab itu diartikan sebagai kata sifat yang menunjukkan
kejelekan. Sifat-sifat jelek tersebut ada pada diri makhluk yang diciptakan
Allah yaitu malaikat, manusia, dan hewan. Contoh sifat jelek yang ada pada
manusia seperti: berbohong, menghina, ngejek orang, gossip, beli gorengan tapi
gak bayar (oh, ini nyuri namanya), melihat jawaban teman ketika ujian (yang ini
namanya nyontek), de el el.
Nah, ketika kita sudah memahami
bahwa yang dimaksud dengan setan itu adalah semua sifat jelek yang berpotensi
ada didalam diri kita, maka dalam melaksanakan puasa sifat-sifat itulah yang
kita belenggu sehingga sifat-sifat tersebut tidak muncul ke permukaan. Sifat-sifat
jelek tersebut kita kurung didalam diri kita sehingga dengan membiasakan hal
ini kita mempunyai keahlian untuk tidak berbuat kejelekan.
Tidak hanya untuk menahan diri
dari perbuatan jelek, dibulan puasa kita juga dianjurkan untuk memperbanyak
mengerjakan amalan-amalan. Allah akan melipat-gandakan pahala dari amalan-amalan
yang kita lakukan dibulan ramadhan. Dengan banyak rahmat yang Allah berikan
dibulan ramadhan, itulah yang menjadi sebab bulan ini sangat mulia, dan
orang-orang yang sudah mengetahui tentang hal ini akan berlomba-lomba untuk
mendapatkan kemuliaan yang ada pada bulan ramadhan ini. inilah bentuk motivasi
yang Allah berikan kepada kita agar kita bergairah untuk melakukan kebaikan dan
meninggalkan kejelekan sehingga kita mempunyai peluang yang besar untuk
mendapatkan predikat taqwa.
Sekitar kurang lebih 15 menit
lebih dikit penyampaian yang saya lakukan, saya mengakhiri dengan mengajak
semua yang hadir untuk lebih memanfaatkan momen bulan ramadhan untuk selalu
meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT dan selalu melatih diri untuk
memaksimalkan semua potensi yang ada didalam diri setiap kita. Kemudian salam
penutup. Lanjut dzikir menjelang buka puasa. Dan waktu buka puasa pun telah
tiba. Santap ta’jil.
“ustadz, kalo mau sholat maghrib
didalam aja, wudhunya disamping” kata salah seorang panitia. “oh iya mas” jawab
saya sambil sedikit manggut-manggut (sok tawadhu). Setelah sholat maghrib
langsung pamit pulang. “makan dulu ustadz” kata panitia, “ini mas, mau langsung
ke lokasi acara juga habis ini” jawab si adek. Dan kami pun bersalaman pamit
meninggalkan acara tersebut. Pas salaman dengan salah satu panitianya, eh
ternyata ada amplopnya. Sesuai pesan guru saya, ketika dikasih amplop jangan
ditolak, takutnya sangkal dihati nantinya. Makanya saya langsung nerima amplop
itu, tidak perduli berapa isinya, karena memang pada saat itu saya berharap
hanya untuk menambah jam terbang dalam berbicara di depan public. Pas menuju
parkiran motor ada bapak yang bilang “nanti kalo kita ngadain acara lagi, bisa
kan ustadz?”, “insya Allah” saya bilang.
Dari pengalaman ini saya
bersyukur karena saya telah diberikan kesempatan untuk tampil berbicara di
depan public, saya diberikan kesempatan untuk berlatih dengan niatan untuk
menyebarkan kebaikan dimuka bumi.
Dapat Tawaran Proyek
Dalam perjalanan menuju ke lokasi
acara yang lain, saya mendapatkan telpon. Nomornya baru, tidak ada namanya di
HP saya. Biasanya tidak saya angkat, tapi entah kenapa saya menerima telpon tersebut.
Sambil nge-gas motor, saya menyelipkan HP ke help yang dekat dengan telinga. Dia
nanya “kapan pulang kampung?”, “sekitar tanggal 5 atau 6 lah baru saya pulkam”
saya menjawab sambil berpikir sepertinya orang yang nelpon ini tidak salah sambung,
tapi orang ini sepertinya sudah lama kenal dengan saya.
“begini, ada proyek ni untuk
membuat aplikasi sms gateway. Kira-kira antum bisa nggak?” katanya. Tanpa pikir
panjang saya langsung bilang “oh, bisa” dan menjelaskan bahwa saya pernah membuatnya
ketika masih PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Diskominfo Tenggarong (promosi
diri sedikit khan. Hehehe). “dikampung konek internet nggak?” dia nanya. “ada,
kalo dikampung saya online pake modem biasanya”. “oke lah, nanti saya kirim ke
email lah kisi-kisi yang mau dibikin ya”. “oke oke”.
Setelah telpon dimatikan saya
baru sadar bahwa yang nelpon saya itu adalah kakak tingkat saya yang kenal
ketika sama-sama di kepengurusan Lembaga Dakwah di kampus. Memang ketika
bertemu setelah sama-sama lulus kuliah saya sering nyinggung dia “yach, kalo
ada proyek tu bagi-bagi lah khan dengan kita ni”. Ternyata dia tidak main-main
dengan kata “ya” yang dia keluarkan.
Hari ini saya merasakan sangat
banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada saya. Pikiran saya dengan sendirinya
teringat pada kalimat yang Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rahman
yang berbunyi: “nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”. Dalam kondisi
masih mengendarai motor, saya senyum-senyum kecil, dan saya berteriak dalam
hati dengan mengatakan:
Alhamdulillah
ya Allah…
No comments:
Post a Comment