NEWS

Wednesday, July 31, 2013

Kisahku; Hari Yang Bertabur Rahmat


Samarinda, 28 Juli 2013

Nerima Lumpsum

Sudah jadi kebiasaan belakangan ini saya tidur setelah sholat subuh. Kenapa? Karena takut sholat subuhnya siang. Hehehe

Pagi ini saya tidurnya sekitar jam 7 dan saat bangun jam 10an sudah dapat BBM dari mbak Ello yang isinya “nanti ambil lumpsum ke kubar yaa”. Lumpsum merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk pembayaran langsung ketika mendapat tugas jalan dari kantor. Setelah saya membaca BBM itu, saya langsung menjawab “siap mba”. “lewat 10 menit kena potongan 50%, hahaha” dia balas lg dengan nada bercanda. Saya bangun dan langsung mandi. Pake lulur, mandi susu, keramas  dan creambath (yang ini jelas ngaco).

Setelah mandi saya bersiap-siap dan langsung berangkat ke tempat kerja. Dalam hati saya senang karena akan dapat tambahan penghasilan. Seperti ini lah nasib orang-orang yang kerjanya dilembaga pemerintahan, selalu mengharap penghasilan tambahan dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga yang bersangkutan, apalagi diberi tugas jalan atau berangkat-berangkat kemana gitu. Karena penghasilan yang bakal didapat sudah pasti lebih besar dari gaji yang didapat setiap bulannya. Wajar, jika hanya berharap kepada gaji bulanan maka hidup akan terus dalam kekurangan.

Ketika tiba ke kantor saya langsung bertemu dengan pak Ketut yang menjadi partner dalam perjalanan penjemputan mahasiswa KKN di kabupaten Kutai Barat. Dia mengajak saya berdiskusi tentang transportasi yang akan digunakan. Dia mencoba membandingkan jalur transportasi darat, sungai, dan udara dengan pertimbangan biaya, waktu, dan rasa capek diperjalanan. Kesepakatan yang kami ambil adalah dengan menggunakan transportasi udara yang biayanya memang lebih mahal dari yang lain tapi perbedaannya tidak terlalu jauh. Setelah menentukan kesepakatan maka kami menuju keruang bendahara dan mengusulkan penambahan biaya transportasi dengan menyampaikan pertimbangan-pertimbangan yang telah didiskusikan. Alhamdulillah mendapatkan respon yang baik dari mbak Amel yang merupakan asisten mbak Sri bendahara kantor yang sedang mengambil cuti.

Tiket pesawat sudah dipesan dan diambil di PT. Kal Star dengan rute perjalanan PP samarinda-melak dan melak-samarinda. Untuk hotel belum di booking. Tapi, saya sudah bersyukur karena dompet menjadi lebih tebal dari sebelumnya. hehehe

Dipanggil Ustadz

Tadi malam saya diminta untuk ngisi tausiyah pada sebuah acara buka puasa bersama, tanpa berpikir panjang saya langsung menerima tawaran itu karena saya pikir ini adalah kesempatan saya untuk melatih diri dalam menyebarkan kebaikan dimuka bumi. Ini kesempatan saya untuk tampil seperti da’i-da’i yang ada di tipi-tipi itu. Hehehe

Setelah menyatakan kesediaan, saya langsung membayangkan suasana jama’ah yang akan saya hadapi nanti. Sekelumit info yang saya dapat bahwa yang hadir adalah orang-orang yang seumuran dengan adik saya (adik ketemu gede) yang meminta saya untuk bertausiyah. Saya memprediksi bahwa yang akan saya temui adalah orang dengan kisaran usia sekitar 18 – 20 tahun dan saya mulai merancang materi yang akan saya sampaikan.

Saya menanyakan tentang tema yang ingin diangkat kepada adik saya itu lewat SMS, “aku ceramah tentang apa ini? atau terserah aku aja?” dan dijawab “terserah aja abang, nda apa kok. Yang penting ada setan-setannya, kan banyak setan ni setiap telinga. Hahaha”. Kesimpulannya saya disuruh menentukan sendiri apa tema yang akan disampaikan.

Selesainnya mengurus semua persiapan keberangkatan ke kabupaten Kutai Barat, saya kembali ke rutinitas harian saya sebagai programmer, konsentrasi sekarang sebagai website maker. Saya masih punya tugas untuk melengkapi website yang baru saya buat dengan menambahkan form pendaftaran. Kurang lebih satu jam kerjaan saya selesai, kemudian saya merancang materi yang akan saya sampaikan untuk tausiyah nanti. Materinya tidak banyak karena durasi yang saya prediksikan sekitar 15 – 20 menit saja.

Materi yang saya susun sudah selesai, dan kemudian saya catat poin-poin dari materi ke HP supaya mudah nyonteknya, hehehe. Tak lama SMS masuk menanyakan kembali tentang tema materi yang akan saya sampaikan, dan saya balas temanya adalah “Memaknai Ramadhan Sebagai Ajang Melatih Diri”. Saya tidak tau apakah tema itu keren atau tidak, tapi saya mempunyai keinginan untuk menyampaikan bahwa apa yang sering diperintahkan oleh agama itu merupakan sebuah pola yang rutin dilakukan untuk melatih kita agar kita menjadi terbiasa.

Jam 5 sore, saya berangkat menjemput si adek sesuai dengan janjian kita tadi malam. Sesampainya dirumah, saya numpang untuk sholat ashar, dan do you know? Orangnya belum siap apa-apa, masih pake baju yang biasa dibawa tidur. Selesai sholat saya pikir dia sudah selesai berdandan, eh ternyata masih duduk didepan cermin. Ampun dah, dasar cewek klo dah dandan gak cukup satu jam.

sekitar kurang dari 15 menit jam 6 sore baru berangkat menuju TKP, dijalan banyaknya kendaraan mengakibatkan saya tidak bisa menambah kecepatan kendaraan saya. Dan jam 6 lewat 5 menit sampai di TKP. Tadinya yang saya kira banyak anak-anak panti yang hadir, tapi yang saya temui berbeda. Saya baru sadar ternyata saya hadir di acara buka puasa bersama komunitas penggemar bola, orangnya rata-rata pakai baju merah dan saya perhatikan ada tulisan MU di bajunya.

Tidak lama setelah saya duduk, saya langsung dipanggil ke panggung. “silahkan pak ustadz” si MC memanggil saya. Saya langsung memenuhi panggilan MC untuk ke panggung, sebenarnya pada saat itu juga saya merasa geli dan maunya ketawa dah, masa’ orang kayak saya dipanggil ustadz, entah kenapa saya merasa tidak pantas sebutan itu ditujukan ke saya.

Dengan keadaan yang seperti itu saya berusaha agar rasa PD tidak menurun. Seperti biasalah teknik yang digunakan yaitu jangan menghiraukan anggapan orang lain kepada diri kita, tetap focus terhadap apa yang ingin kita lakukan. Ucapan salam saya sampaikan, dan untuk mengawali penyampaian, saya pengajak semua yang hadir untuk selalu bersyukur kepada Allah atas semua rahmat yang telah diberikan serta saya mengajak untuk selalu menyampaikan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang-benderang.

Seperti biasanya ustadz-ustadz bertausiyah, saya mengikuti alur demikian dengan membacakan ayat Al-Qur’an yang berada pada surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa

Kemudian saya menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah memberikan informasi kepada kita, ketika kita ingin mendapatkan predikat taqwa dihadapan Allah maka salah satu criteria yang harus dipenuhi adalah berpuasa. Kenapa criteria ini harus dipenuhi? Karena berpuasa merupakan sebuah cara bagi manusia untuk melatih dirinya dalam hal menahan atau sabar. Menahan lapar, haus, berhubungan sex, dan lain-lain yang dijadikan sebab batalnya puasa. Selain itu juga kita harus menahan diri untuk berbohong, marah, dan sebagainya yang menjadi sebab berkurangnya pahala yang akan kita dapatkan.

Hendaknya latihan yang kita lakukan pada saat berpuasa membuat kita sadar bahwa kita mempunyai kemampuan menahan diri dari melakukan hal-hal yang demikian. Pada saat kita menyadari bahwa kita mempunyai kemampuan, secara tidak langsung kita telah menemukan cara-cara yang cocok buat kita untuk bersabar, sehingga cara-cara yang telah kita temukan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari diluar bulan ramadhan.

Saya juga menyampaikan tentang sebuah hadits yang diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim, berbunyi:

Jika telah masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup, dan para setan akan dibelenggu

Saya sedikit membahas tentang setan yang disebutkan dalam hadits ini. pada umumnya ketika kita mendengar ustadz menyebutkan setan itu dibelenggu dalam tausiyahnya, maka yang tergambar didalam benak kita adalah sesosok yang mempunyai bentuk seperti manusia, tapi sosok tersebut punya tanduk, taring, ekor, rambutnya panjang, pokoknya macam-macam sehingga bentuk setan yang dihasilkan dari imajenasi kita merupakan sebuah sosok yang sangat aneh dan sangar. Apalagi kalau dalam mengimajenasikan sosok setan, atributnya kita tambah. Dia pakai kacamata, bulu mata palsu, lipstick berwarna pink, kalung, anting-anting, gelang, rambutnya di rebonding, pakai sepatu high hill. (nah lho, ini kayak aksesoris cewek jadinya. Hahaha.. becanda).

Parahnya lagi kita membayangkan tentang setan itu dibelenggu. Tangan dan kakinya diikat dengan rantai besi sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Kasian banget deh tu setan, tampang sangar tapi gak bisa ngapa-ngapain. Kayak orang gila yang sering ngamuk, terus dirantai dan dikurung supaya tidak menggangu orang lain. Sungguh memprihatinkan kondisi si setan. (yuk kita galang dana tuk ngasih bantuan ke setan. Lo kira korban kebakaran? Hahaha).

Sebenarnya yang dimaksud dengan kata setan dalam bahasa arab itu diartikan sebagai kata sifat yang menunjukkan kejelekan. Sifat-sifat jelek tersebut ada pada diri makhluk yang diciptakan Allah yaitu malaikat, manusia, dan hewan. Contoh sifat jelek yang ada pada manusia seperti: berbohong, menghina, ngejek orang, gossip, beli gorengan tapi gak bayar (oh, ini nyuri namanya), melihat jawaban teman ketika ujian (yang ini namanya nyontek), de el el.

Nah, ketika kita sudah memahami bahwa yang dimaksud dengan setan itu adalah semua sifat jelek yang berpotensi ada didalam diri kita, maka dalam melaksanakan puasa sifat-sifat itulah yang kita belenggu sehingga sifat-sifat tersebut tidak muncul ke permukaan. Sifat-sifat jelek tersebut kita kurung didalam diri kita sehingga dengan membiasakan hal ini kita mempunyai keahlian untuk tidak berbuat kejelekan.

Tidak hanya untuk menahan diri dari perbuatan jelek, dibulan puasa kita juga dianjurkan untuk memperbanyak mengerjakan amalan-amalan. Allah akan melipat-gandakan pahala dari amalan-amalan yang kita lakukan dibulan ramadhan. Dengan banyak rahmat yang Allah berikan dibulan ramadhan, itulah yang menjadi sebab bulan ini sangat mulia, dan orang-orang yang sudah mengetahui tentang hal ini akan berlomba-lomba untuk mendapatkan kemuliaan yang ada pada bulan ramadhan ini. inilah bentuk motivasi yang Allah berikan kepada kita agar kita bergairah untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan sehingga kita mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan predikat taqwa.

Sekitar kurang lebih 15 menit lebih dikit penyampaian yang saya lakukan, saya mengakhiri dengan mengajak semua yang hadir untuk lebih memanfaatkan momen bulan ramadhan untuk selalu meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT dan selalu melatih diri untuk memaksimalkan semua potensi yang ada didalam diri setiap kita. Kemudian salam penutup. Lanjut dzikir menjelang buka puasa. Dan waktu buka puasa pun telah tiba. Santap ta’jil.

“ustadz, kalo mau sholat maghrib didalam aja, wudhunya disamping” kata salah seorang panitia. “oh iya mas” jawab saya sambil sedikit manggut-manggut (sok tawadhu). Setelah sholat maghrib langsung pamit pulang. “makan dulu ustadz” kata panitia, “ini mas, mau langsung ke lokasi acara juga habis ini” jawab si adek. Dan kami pun bersalaman pamit meninggalkan acara tersebut. Pas salaman dengan salah satu panitianya, eh ternyata ada amplopnya. Sesuai pesan guru saya, ketika dikasih amplop jangan ditolak, takutnya sangkal dihati nantinya. Makanya saya langsung nerima amplop itu, tidak perduli berapa isinya, karena memang pada saat itu saya berharap hanya untuk menambah jam terbang dalam berbicara di depan public. Pas menuju parkiran motor ada bapak yang bilang “nanti kalo kita ngadain acara lagi, bisa kan ustadz?”, “insya Allah” saya bilang.

Dari pengalaman ini saya bersyukur karena saya telah diberikan kesempatan untuk tampil berbicara di depan public, saya diberikan kesempatan untuk berlatih dengan niatan untuk menyebarkan kebaikan dimuka bumi.

Dapat Tawaran Proyek

Dalam perjalanan menuju ke lokasi acara yang lain, saya mendapatkan telpon. Nomornya baru, tidak ada namanya di HP saya. Biasanya tidak saya angkat, tapi entah kenapa saya menerima telpon tersebut. Sambil nge-gas motor, saya menyelipkan HP ke help yang dekat dengan telinga. Dia nanya “kapan pulang kampung?”, “sekitar tanggal 5 atau 6 lah baru saya pulkam” saya menjawab sambil berpikir sepertinya orang yang nelpon ini tidak salah sambung, tapi orang ini sepertinya sudah lama kenal dengan saya.

“begini, ada proyek ni untuk membuat aplikasi sms gateway. Kira-kira antum bisa nggak?” katanya. Tanpa pikir panjang saya langsung bilang “oh, bisa” dan menjelaskan bahwa saya pernah membuatnya ketika masih PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Diskominfo Tenggarong (promosi diri sedikit khan. Hehehe). “dikampung konek internet nggak?” dia nanya. “ada, kalo dikampung saya online pake modem biasanya”. “oke lah, nanti saya kirim ke email lah kisi-kisi yang mau dibikin ya”. “oke oke”.

Setelah telpon dimatikan saya baru sadar bahwa yang nelpon saya itu adalah kakak tingkat saya yang kenal ketika sama-sama di kepengurusan Lembaga Dakwah di kampus. Memang ketika bertemu setelah sama-sama lulus kuliah saya sering nyinggung dia “yach, kalo ada proyek tu bagi-bagi lah khan dengan kita ni”. Ternyata dia tidak main-main dengan kata “ya” yang dia keluarkan.

Hari ini saya merasakan sangat banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada saya. Pikiran saya dengan sendirinya teringat pada kalimat yang Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rahman yang berbunyi: “nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”. Dalam kondisi masih mengendarai motor, saya senyum-senyum kecil, dan saya berteriak dalam hati dengan mengatakan:

Alhamdulillah ya Allah…

No comments:

Post a Comment