Dalam seketika wajahnya berubah. Tak kuasa dia menahan senyum
yang keluar dari mulutnya. Wajahnya tampak berseri-seri. Ingin sekali
rasanya dia melompat dan berteriak sekencang-kencangnya ketika cintanya
diterima oleh seorang perempuan yang sudah lama disukainya.
Disebuah taman yang terdapat bermacam-macam bunga yang ditanam secara
rapi dan indah. Angin yang berhembus sepoi-sepoi menambah nuansa
romantic disaat Iwan mengajak Asty berjalan-jalan sore.
Iwan yang sekarang sudah semester 7 menyukai Asty sejak mengikuti
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Universitas
Mulawarman. Iwan yang kuliah di Fakultas MIPA ternyata satu kelompok
dengan Asty yang kuliah di Gakultas Ekonomi. Selama kurang lebih 2 bulan
mereka bersama di lokasi KKN.
Rasa kagum Iwan terhadap Asty tidaklah dating secara tiba-tiba karena
Iwan adalah sosok pria yang tidak melihat fisik dalam menilai
perempuan.
Memang jika dilihat dari fisik Asty adalah sosok perempuan yang sangan mempesona. Wajah cantik yang selalu diselimuti dengan jilbab yang modis membuat penampilannya selalu terlihat anggun. Bibirnya yang tipis, hidungnya yang mancung, dagunya bak lebah bergantung, serta kulitnya yang putih mulus pasti akan membuat setiap pria merasa kagum dan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Memang jika dilihat dari fisik Asty adalah sosok perempuan yang sangan mempesona. Wajah cantik yang selalu diselimuti dengan jilbab yang modis membuat penampilannya selalu terlihat anggun. Bibirnya yang tipis, hidungnya yang mancung, dagunya bak lebah bergantung, serta kulitnya yang putih mulus pasti akan membuat setiap pria merasa kagum dan jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Wan, bisa minta tolong angkatkan panci itu kesini kah…?” Asty meminta bantuan Iwan sambil menunjuk kea rah panci. “oh, boleh”
dengan cepat Iwan mengangkat panci dan menaruhnya didekat Asty. Selain
cantik, Asty juga cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan, yang paling
disukai Iwan adalah Asty orangnya pintar masak.
“coba yang masak tiap hari tu Asty, bisa makmur hidupku disini.
Hehehe…” Iwan berbicara dalam hati. Yach ngarep-ngarep gitu dech. Namun
sayangnya jadwal piket sudah disepakati, jadi untuk masak tiap hari
diatur secara bergiliran.
Setelah selesai KKN Iwan dan Asty sering SMSan. Dari seringnya SMSan
itulah Iwan tahu bahwa Asty masih jomblo. Terkadan Iwan meluncurkan
rayuannya melalui SMS.
Iwan : “Asty, kmu lg dmn…?”
Asty : “aq lg d rmh aj. Ni lg nonton TV”
Iwan : “ach yg bener? Masa’ kmu ada dua sich?”
Asty : “iya bener. Emank knp Wan?”
Iwan : “ini aq lg liat kmu….Dihatiku…”
Asty : “ach kmu bs aj. Jd malu..wkwkwk”
Iwan : “hehehe… Eh, bsk kmu selesai kuliah jam brp?”
Asty : “jam 4 sore”
Iwan : “bisa donk artinya Qt jalan hbs kmu kuliah?”
Asty : “iy bisa”
Iwan : “nnti q jemput d dpn kampus ya..!!”
Asty : “OK”
Setibanya ditaman Iwan memarkir motornya dan langsung mencari tempat
yang pas untuk berdua. Dibawah pohoh yang rindang dan diatas
rumput-rumput yang sudah dipotong rata, mereka duduk lesehan menghadap
kea rah kolam. Setelah ngobrol lama mengenang masa-masa sewaktu masih
dilokasi KKN, ekspresi wajah Iwan perlahan-lahan berubah jadi serius.
Detak jantung Iwan mulai bertambah cepat, darahnya pun terasa deras
mengalir. Pelan-pelan dia mengarahkan pandangannya ke wajah Asty, sambil
menggenggam tangan Asty dan dengan suara yang sedikit bergetar Iwan
mengungkapkan perasaannya. “Asty, hari ini aku ingin kau tau bahwa aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu” dengan penuh pengharapan Iwan melanjutkan “aku ingin kamu jadi pacarku. Maukah kamu jadi pacarku ?”.
Sejenak suasana terasa hening, Iwan terus menatap wajah Asty dengan
penuh harap. Di iringi senyuman kecilnya yang manis Asty memberikan
jawaban dengan menganggukkan kepalanya.
No comments:
Post a Comment